Bahayanya Oral Sex

Di Tulis Oleh Unknown


Oral seks bukan merupakan perilaku seks yang aman," kata Terri Warren, RN, Pemilik dari Hestover Heights Clinic di Portlan.
Risiko dari perilaku oral seks bergantung pada berbagai hal, yakni berapa banyak pasangan seksual yang Anda miliki, jenis kelamin Anda, dan apa tindakan oral seks tertentu yang Anda lakukan.

Anda sudah cukup umur untuk berbicara masalah sex, kalau belum sebaiknya tutup artikel ini karena artikel ini hanya untuk mereka yang sudah cukup umur dengan pendidikan sex.

banyak juga yang mengatakan seks oral merupakan aktivitas paling aman dibandingkan jenis hubungan intim lainnya. Bagi pasangan yang tidak terikat, seks oral kerap dijadikan pilihan karena tidak akan mengakibatkan kehamilan. Tapi, apakah kegiatan seks oral benar-benar aman, terutama dari risiko terkena penyakit menular seksual ?

Bagi kebanyakan pasangan, seks oral biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemanasan atau foreplay. Kaum lelaki banyak yang menyukai aktivitas ini sebab oral seks mampu membakar fantasi mereka dalam meraih kepuasan. Pria biasanya merasakan kenikmatan yang lebih tinggi dalam menerima maupun memberikan seks oral. Dari beberapa penelitian, para pria mengaku lebih sering menginginkan oral seks dibandingkan dengan wanita.

Konsultan seks, dr Ferryal Loetan, ASC&T, MMR, SpRM, M.Kes, menilai oral seks sebaiknya dilakukan secara hati-hati. Oral seks yang dilakukan wanita terhadap pria memungkinkan terjadinya penularan penyakit, begitu juga aktifitas oral seks yang dilakukan pria terhadap wanita.

“Di dalam mulut terdapat banyak air liur yang dapat menularkan penyakit. Sebab di dalam air liur manusia, terdapat beberapa kuman dan bakteri. Demikian pula dengan berbagai macam jamur, yang biasa menempel di tubuh manusia. Ketiganya bisa mengakibatkan penyakit saat kita melakukan oral seks,” kata Ferryal.

Bahaya akan mengancam bila oral seks dilakukan tanpa hati-hati dan tanpa menjaga kebersihan tubuh. Bila yang menerima oral seks mengidap penyakit, mereka dapat menularkannya kepada yang memberi oral dan begitu pula sebaliknya.

Misalnya, mulut dan bibir yang mengalami pecah-pecah dapat mengundang risiko tertularnya penyakit kepada penerima oral dari pemberi oral. Penyakit lain yang dapat ditularkan melalui oral di antaranya, klamidia, herpes genitalis, gonore, hepatitis B, HIV dan kutil pada alat kelamin (HPV).

Jika anda menyukai seks oral dan tak bisa mengubah kebiasaan ini, maka yang wajib diperhatikan adalah menjaga kesehatan dan kebersihan alat-alat genital Anda Dengan begitu, tanda-tanda umum penyakit yang berhubungan dengan gejala awal PMS dapat diketahui lebih dini.

Jalan satu-satunya bila Anda tetap ingin melakukan oral seks dengan cara fellatio (seks oral terhadap organ lelaki), adalah menggunakan kondom tanpa pelumas (atau hilangkan pelumasnya). Sedangkan untuk melakukan cunnilingus (seks oral terhadap organ kewanitaan), pasangan Anda harus menggunakan pelindung terhadap gigi. Alat ini berupa selembar lateks persegi yang diletakkan di atas vulva untuk menghindari kontak langsung atau pertukaran cairan tubuh.

INFEKSI menular seksual (IMS) ternyata didapatkan dari perilaku oral seks. HIV, herpes, syphilis, HPV, dan virus hepatitis dapat ditularkan melalui oral seks.

Menggunakan penghalang berupa 'alat pelindung' dapat mengurangi risiko infeksi penyakit menular seksual. Alat pelindung tersebut bisa berupa kondom yang digunaan di penis, plastik atau lateks "gigi bendungan" ditempatkan pada vulva atau anus. Akan tetapi, kebanyakan orang tidak menggunakan perlindungan ketika melakukan oral seks.

Pada tahun 2004, American Social Health Association melakukan jajak pendapat pada 1.155 orang dewasa mengenai IMS dan perilaku seksual. Hasilnya, sebanyak 91 persen pasangan tidak pernah menggunakan perlindungan saat beroral seks.

"Hal ini mungkin terjadi karena tidak banyak orang tahu bahwa infeksi ini dapat ditularkan secara lisan. Atau jika mereka melakukannya, mereka melihat resiko kesehatan yang sangat serius," kata Warren.

Risiko tertular IMS dari hubungan oral seks biasanya jauh lebih rendah daripada risiko yang ditimbulkan oleh vaginal atau seks anal tanpa alat pelindung. Saran dari Warren tentang penggunaan perlindungan penghalang untuk oral seks bergantung pada siapa dia sedang berhadapan.

"Biasanya melakukan oral seks pada pasangan pria tanpa kondom lebih berisiko terpapar IMS, dibandingkan dengan bentuk-bentuk oral seks lain", jelasnya.

Sebagai contoh, Warren menyoroti pentingnya penggunaan kondom bagi pria yang melakukan oral seks dengan beberapa pasangan pria.

"Jika seorang pria memberikan oral seks kepada seorang wanita, saya anggap bahwa risiko terpapar IMS rendah. Tetapi jika pasangan wanitanya memiliki herpes, ini merupakan diskusi yang sama sekali menjadi berbeda," pungkas Warren

sumber : okezone